Terkadang kita
sebagai manusia banyak yang salah mengartikan cinta sehingga banyak yang
terjerumus pada cinta-cinta yang salah. Hingga dunia mereka nomor satukan. Cinta
dalam bahasa Arab diistilahkan dengan kata al-hubb atau al-mahabbah yang
bermakna waddahu, berarti kasih atau mengasihi. Seorang ulama, Abdullah Nasih
Ulwan membagi cinta menjadi tiga:
Al Mahabbah
Al ‘Ula ialah naluri cinta yang paling utama, dikarenakan manusia yang
memiliki naluri ini ialah manusia yang lebih mencintai dan mengutamakan
kepentingan keimanan kepada Allah lebih besar daripada kepentingan duniawi
semata.
Al Mahabbah
Al Wustho ialah naluri cinta yang pertengahan (wustho) dimana manusia
tersebut memiliki naluri mencintai harta dunia seisinya dengan masih
memperhatikan hukum (halal dan haram) dari Allah SWT. Naluri semacam ini sering
dialami oleh manusia yang memiliki keimanan yang cukup kuat, sehingga kecintaan
duniawi (harta, tahta, wanita) akan ia penuhi asalkan mendapat ridho dari Allah
SWT.
Al Mahabbah
Al ‘Adna ialah naluri cinta yang paling rendah dimana manusia hanya
memikirkan duniawi semata (harta, tahta, wanita,) tanpa , hukum (halal-haram)
dari Allah SWT. Naluri seperti inilah yang saat ini menjadi mayoritas dimiliki
ummat manusia. Naluri mementingkan urusan duniawi tanpa memperhatikan syariat
dari Allah SWT.
Sejauh manakah cinta kita??
Tergolong manakah cinta kita??
Bagaimana seseorang menempatkan cintanya akan mudah diketahui dengan beberapa pertanyaan ini :
1. Siapa prioritas utama kita??
2. Kemana orientasi kita??
3. Kepada siapa pengorbanan kita berikan??
4. Kepada siapa kita harus bersungguh-sungguh??
5. Untuk siapa banyak waktu yang kita gunakan??
6. Kepada siapa tempat kita berharap??
Nah, bagaimana dengan kita sekarang. Sudahkan kita menomor satu kan Allah SWT dalam hidup kita? Mari sama-sama kita muhasabah diri kita masing-masing semoga kita menjadi insan seperti dalam ayat ini:
“Adapun orang-orang yang beriman amat sangat besar cintanya kepada Allah SWT”
[QS. Al Baqarah : 165]
Semoga kita senantiasa memiliki
kecintaan terhadap Allah SWT melebihi kecintaan kita kepada dunia. Selalu
bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. Semoga Allah selalu
memudahkan langkah kita dalam beristiqamah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hargai tulisan ini dengan meninggalkan jejak... ^_^