Oleh : Sri Bandiyah, sby_sr@yahoo.com
“IDIH, nyinyir! Dipikir dia paling benar!”
“Mendingan gue, nggak munafik!”
Hemm…komentar seperti di atas, barangkali jika ditanggapi dengan tingkat ego yang tinggi akan membuat sesuatu dalam hati berkecamuk dan bisa dipastikan akan mengamuk. Sesuatu yang bercamuk itu…bernama KESOMBONGAN.
Sempurnanya manusia, justru karena dalam dirinya terdapat nafsu dan hati untuk saling melengkapi. Apakah nafsu yang menang dan menuju jalan fujur, atau hati nurani beserta sifat rendah hati yang membimbingnya ke jalan takwa.
Malaikat beda lagi, ia adalah sepatuh-patuhnya makhluk. Ia tidak akan bergeming sedikit pun sebelum Allah, Tuhannya memberi titah.
Bagaimana dengan Iblis? Hemmm….
Sungguh sebelum iri dan KESOMBONGAN merasuk dalam dirinya, ia adalah penghuni syurga.
Dan Allah berfirman,”Apa yang menyebabkan kamu tidak mau bersujud kepada Adam, ketika Aku perintahkan?” Iblis menjawab,”Aku lebih baik daripada dia (Adam); engkau ciptakan aku dari api sedangkan dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah.”(Al-A’raf : 12).
******
KESOMBONGAN yang membinasakan,
Tersebutlah dalam Shiroh, ketika Nabi menyeru seluruh kabilah untuk berkumpul di bukit Shafa. Mulailah Nabi berdialog, menanyakan tentang kapasitas kepercayaan orang-orang padanya. Nabi pun mendapat pengakuan bahwa ia tidaklah pernah berdusta. Hingga pada saat deklarasi kenabian, Abu Lahab dengan KESOMBONGANnya berkata “Celakalah kau, untuk inikah Engkau mengumpulkan kami?”
Pernyataan super SOMBONG dari manusia yang merasa lebih mulia dari manusia lainnya. Bahkan ia tidak menunggu sampai keponakannya menyelesaikan ucapannya.
Apa yang terjadi dengannya?
Allah sendirilah yang kemudian membalas perkataan kasar Abu Lahab, turunlah surat Al-Lahab, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaidah kepadanya harta bendanya dan apa yang ía usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pun) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.”
Bahkan do’a pun mental jika SOMBONG bertahta di hati.
Nabi pernah berdo’a, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Amr bin Hisyam(Abu Jahal)”
Sejarah mencatat, Umar bin Khatablah yang kemudian terbuka hatinya terhadap cahaya Islam.
Jika menengok sejarah, Amr bin Hisyam adalah seorang Quraisy yang terhormat. Ia pandai dalam sastra, ia juga tidak buta huruf bahkan kedermawanannya sudah terkenal. Diusianya yang masih muda, karena kepandaiannya dalam memberi keputusan, ia sudah didaulat menjadi salah satu anggota Darun Nadwah (Majlis musyawarah di Mekah)
Tapi, mengapa orang pandai lagi terhormat dijuluki Abu Jahal? Hemmm…Jahal yang artinya bodoh dalam Islam. Karena Abu jahal mata hatinya telah tertutup oleh KESOMBONGAN sehingga ia tidak bisa menerima kebenaran dari orang yang ia anggap tidak lebih mulia daripada dirinya. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hargai tulisan ini dengan meninggalkan jejak... ^_^