Home
Coretan
Kisah dan Motivasi
Motivasi
Sejatinya Cinta Memberi yang Terbaik, Bukan Mencari yang Terbaik
Sejatinya Cinta Memberi yang Terbaik, Bukan Mencari yang Terbaik
MARIO Teguh selaku salah satu pakar motivasi berujar, “Tugasmu bukanlah untuk mencari cinta yang terbaik, tapi menjadi yang terbaik untuk dicintai.” Dengan demikian sudut pandang membina hubungan cinta bukan lagi berorientasi pada penemuan sebanyak mungkin seseorang yang patut diperhitungkan untuk dicintai. Tetapi justru berupaya agar dirimu yang ditemukan karena mampu menjadi yang terbaik untuk dipilih sebagai kecintaan.
Seseorang yang menemukanmu dalam keadaan terbaik untuk dijadikan pendamping hidup, jauh lebih efektif dalam upaya menjadikanmu memiliki peluang berkesejatian cinta. Bukankah sejatinya cinta memberi yang terbaik, bukan mencari yang terbaik? Sehingga persiapkan kesanggupanmu menjadi yang mampu memberikan segala kebaikan cinta, sehingga keberkahan kasih sayang betul-betul dapat dirasakan oleh seseorang yang datang padamu dan tanpa ragu akan memilihmu menjadi belahan jiwa.
Semakin lihai dirimu mencerdaskan diri dalam memilah kebaikan-kebaikan yang patut dimaksimalkan dalam penghidupanmu, niscaya semakin matang kedewasaan pola pikirmu dalam mewujudkannya. Sesungguhnya tolok ukur dipilihnya seseorang menjadi pendamping hidup itu sederhana saja, ialah memilki kelebihan hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Jadi fokuslah pada empat aspek tersebut.
Jadikan dirimu berharta, melalui kesungguhan usaha yang dilandasi kesadaran melebihkan kerja. Ada nasihat dari Yassa Paramita Singgih selaku salah satu usahawan muda yang telah sukses di kancah dunia, “lebih baik kehilangan masa muda, daripada kehilangan masa depan.”Apabila sedari muda sudah membiasakan diri bekerja dengan giat, maka mental sukses sudah mendarahdaging sehingga harapannya kekuatan finansial bisa membaik saat sudah berumah tangga.
Perihal keturunan, bila memang tidak dilahirkan dari keluarga terhormat maka jadikanlah dirimu terhormat sebagai peningkat derajat keluargamu. Perihal kecantikan, sesungguhnya itu bersifat relatif, karena ketertarikan seseorang bisa tumbuh karena cantik jiwa, bukan sekadar cantik rupa. Kalau fisik menawan, patut disyukuri. Akan tetapi saat fisik biasa saja, tidak usah meratap diri, gali kecantikan nurani agar memancar. Untuk memacarkan kecantikan nurani, kuatkan keilmuan agamamu sesungguhnya hal yang demikian merupakan puncak dari kemuliaan hidup manusa. Semoga niat baikmu dalam memaksimalkan empat aspek kelayakan dipilih sebagai kecintaan dapat mewujud nyata. []
Arief Siddiq Razaan, 07 April 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Follow me On Facebook
Popular Posts
Blog Archive
-
▼
2016
(59)
-
▼
April
(11)
- 22 Sifat Buruk Yahudi dalam Al -Quran
- Siapa Pejuang dari Aden-Abyan di Yaman pada Akhir ...
- Wudhu Batal Waktu Shalat Jumat di Shaf Pertama, Ap...
- Sombong karena Harta, Kelalaian Orang Bodoh
- Peringati Hari Bumi, Resolusi Iklim Paris 2016 seg...
- Doa pun Mental karena Sombong
- Ketika Kedermawanan Berbuah Balasan Tunai dari Allah
- 6 Amalan Ini Memudahkan Rezeki Menghampiri Kita
- Ketika Nabi Musa Berburu Keadilan dari TuhanNya
- Sejatinya Cinta Memberi yang Terbaik, Bukan Mencar...
- Datang ke AS, Pejabat Israel Disambut Puluhan Demo...
-
▼
April
(11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hargai tulisan ini dengan meninggalkan jejak... ^_^