Latest News

Kenapa Harus Takut Menjadi Petani

                           


Negara Indonesia dikaruniai kekayaan alam yang melimpah ruah baik dari kehutanan, perikanan, perkebunan dan pertanian serta kekayaan alam lainnya. Sebagian potensi alam itu mampu dikembangkan penduduk di tanah air dan sebagian lagi belum mampu dimaksimalkan secara baik. Potensi alam pertanian yang besar di tanah air telah dikembangkan para petani. Hal ini tak terlepas karena sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Namun sekarang ini malah banyak pemuda yang tidak mau jadi petani. Mereka umumnya lebih memilih suatu pekerjaan yang nyaman seperti perkantoran. Alasan simple yang mereka utarakan adalah takut panas, kotorlah. Ini memang sungguh ironi negara Agraris tapi kok pemudanya gak mau bertani. Selain itu, penolakan menjadi petani karena terasumsi petani itu miskin dan hidupnya penuh keterbatasan. Lalu bagaimanakah pandangan Islam mengenai profesi petani?

Islam memandang profesi sebagai petani merupakan profesi mulia dan terhormat. Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya adalah karena Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya unuk kemudahan manusia. Tanaman dan tumbuhan dapat tumbuh dengan mudah dan berproduksi sendiri di muka bumi dalam kadar tertentu. Allah SWT telah menghamparkan bumi, mencurahkan air hujan, angin dan lain-lain untuk memudahkan manusia bercocok tanam. Allah SWT berfirman: “Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?”

Profesi Petani Menurut Pandangan Islam
Rasululullah SAW bersabda:”Seorang muslim yang menanam tumbuhan atau menaburkan benih, lalu tanaman itu dimakan oleh manusia atau burung, maka itu baginya merupakan suatu sedekah” (HR Bukhari Muslim).


Dalam hadist yang lain, sabda Rasulullah SAW:”Seorang muslim yang menanam tumbuhan maka apa-apa yang jika dimakan tanaman itu merupakan suatu sedekah, apa yang dicuri tanaman itu merupakan suatu sedekah baginya tidak dikurangi sedikitpun sampai hari kiamat” (HR Bukhari). 
Dalil ini merupakan motivasi kepada setiap muslim khususnya yang berprofesi sebagai petani betapa besar pahala bercocok tanam atau menabur benih. Pahala akan terus mengalir waktu hidup maupun meninggal dunia jika tanaman itu dimakan atau dimanfaatkan oleh orang lain.

Berdasarkan dalil di atas, bahwasanya Islam memuliakan orang yang bercocok tanam bahkan menganjurkan umat Islam untuk bercocok tanam sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Namun, Islam menegaskan bahwa seorang muslim mesti tidak hanya mengandalkan kehidupannya dari bercocok tanam, melainkan harus ada profesi lain yang terhormat untuk membiayai kehidupannya.

Pendek kata, jika masyarakat sangat membutuhkan sesuatu seperti pertanian dan sekarang ini hasil pertanian dibutuhkan orang umum maka kewajiban masyarakat untuk mengurusinya. Dimana harus ada sebagian orang yang menguasai ilmu pertanian dan industri kemudian mengurusinya sehingga bisa mendatangkan manfaat dan menghilangkan kemudaratan bagi masyarakat itu sendiri. Nabi Muhammad SAW bersabda :”Tidaklah makan seseorang yang lebih baik kecuali ia makan atas usahanya sendiri. Dan Nabi Daud as makan dari hasil pekerjaannya sendiri”(HR Bukhari).

Semoga memotivasi antum semua, bahwasanya kita sebagai pemuda-pemudi islam bangga bisa menjadi petani. Tentunya petani yang beriman dan bersungguh-sungguh untuk menggeluti profesi yang mulia ini.

1 komentar:

  1. petani itu seperti pahlawan, jika tidak ada mereka kita mau makan apa. Tidak semua orang ingin menjadi petani karena selain panas mereka selalu berlumuran dengan lumpur di sawah. Oleh karena itu kita harus menghargai mereka dengan memberikan yang pantas bagi mereka.

    http://koranbolaterkini.blogspot.com/

    BalasHapus

Hargai tulisan ini dengan meninggalkan jejak... ^_^

UKMI-JNI (Merajut Ukhuwah Menuju Satu Jama'ah) Designed by Templateism.com Copyright © UKMI-JNI (Merajut Ukhuwah Menuju Satu Jama'ah). All rights reserved.

Diberdayakan oleh Blogger.