KH FAHMI Basya, ahli matematika Islam dalam bukunya Matematika Islam 3, menyatakan bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman di tanah Jawa. Benarkah?
Dalam bukunya tersebut, Fahmi Basya menyebutkan beberapa ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti sebagai peninggalan Nabi Sulaiman. Di antaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya kekuasaan Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba, dan lain-lain.
Dalam Al-Qur’an, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba dikisahkan pada surat An-Naml [27] : 15-44, Saba [34] : 12-16, dan lain-lain. Tentu banyak yang tidak percaya bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman.
Di antara alasannya, karena Nabi Sulaiman hidup pada abad 10 SM, sedangkan Borobudur dibangun pada abad 8 Masehi. Kemudian, menurut banyak pihak, kisah itu terjadi di Palestina dan Yaman Selatan, sedangkan Borobudur di Indonesia.
Tentu saja hal ini membuat penasaran, apalagi Fahmi Basya menunjukkan bukti-buktinya melalui keterangan Al-Qur’an. Fahmi juga membuat pernyataan bahwa relief-relief di Borobudur identik dengan kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Al-Qur’an.
Lalu, pekerjaan jin yang belum selesai dikarenakan para jin tahu karena Nabi Sulaiman telah wafat. Lalu mereka menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum selesai, yaitu Unfinished Solomon.
Bukti selanjutnya, Nabi Sulaiman memerintahkan untuk membentuk gedung besar dan patung-patung. Patung-patung yang beribu-ribu jumlahnya adalah Candi Borobudur, sedangkan bangunan yang besar-besar adalah Candi Prambanan.
Selain bukti-bukti di atas, Fahmi Basya masih mengungkapkan bukti-bukti kuat yang menegaskan bahwa kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba berada di Indonesia. Nah, bagaimana menurut Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hargai tulisan ini dengan meninggalkan jejak... ^_^