Bunda, Kenalkan Anak pada Pintu-pintu Surga dan Penghuninya

 


INDAHNYA surga mungkin cukup sulit bagi kita membayangkannya. Dunia yang hanya bagian kecil dari alam semesta ini saja sudah tak ternilai lagi indahnya, apalagi surga. Keindahan surga membuat semua orang ingin merasakannya. Tapi, menjadi hal yang tidak mungkin jika kita tidak memiliki tiket masuk ke dalamnya.
Nah, sebagai orang tua, kita harus bisa mendidik anak sedari dini agar mereka bisa mendapatkan tiket masuk ke dalam surga. Salah satu hal yang bisa kita ajarkan pada mereka ialah mengenalkan tentang surga, salah satunya pintu masuk ke dalam surga.
Tahukah Anda, jarak antara pintu surga yang satu dengan pintu yang lain seperti jarak antara Mekkah dengan Hajar. Berapa jarak antara Mekkah dengan Hajar? Kurang lebih 1160 km. Mampukah kita membayangkannya? Sulit. Kalau orang dewasa saja sulit, apalagi anak-anak, iya kan?
Namun, kita bisa menyampaikan pada anak tentang nama-nama pintunya dan orang-orang yang bisa memasukinya. Pintu-pintu itu dimasuki orang-orang sesuai dengan amal shalehnya semasa di dunia. Kita bisa menyampaikan pada anak, bahwa ia bisa memesannya sedari sekarang, yaitu dengan memperbanyak amal-amal shaleh yang istimewa.
Rasulullah ﷺ menyebutkan, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim bahwa ahli shalat akan dipanggil dari pintu shalat. Ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah dan ahli puasa akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan.
Kita menyampaikan pada anak, jika ia ingin dipanggil dari pintu shalat, maka ia harus menjaga shalat wajibnya. Tidak boleh bolong-bolong. Selain itu, juga rajin mengerjakan shalat-shalat sunnah, baik Tahajud, Dhuha, Rawatib dan sebagainya. Demikian pula, jika ia ingin masuk melalui pintu ar-Rayyan, ia harus rajin berpuasa Ramadhan, sekaligus bersemangat mengerjakan puasa-puasa sunnah dan seterusnya.

Nasihat itu dampaknya lebih ampuh, jika ia menyaksikan orang tuanya telah mengerjakan amal itu. Ketika kita menyampaikan bahwa di surga terdapat pintu shalat yang diperuntukkan bagi ahli shalat, anak akan tergerak untuk menjaga shalat-shalatnya ketika orang tua telah mencontohkannya. Jika orang tua kurang menjaga shalatnya, jangan berharap banyak anak akan bersemangat untuk mengerjakannya. []

Referensi: Orang Tua Hebat Melahirkan Anak Hebat/Karya: Fadlan al-Ikhwani/Penerbit: Al-Qudwah Publishing