"Mahmud Zehar, anggota biro politik Hamas"
Anggota biro Hamas, Mahmud Zehar
mengatakan, Intifadhah yang diberkahi adalah fase perlawanan yang hasilnya akan
terlihat dalam waktu dekat dengan izin Allah. Ia menandaskan, gap dan tembok
pertahanan negara penjajah yang diklaim paling kuat itu akhirnya terpatahkan.
Dalam sambutannya di festival
mendukung Al-Quds dengan tajuk “Lepaskan Kudamu” yang digelar Hamas di Gaza
barat kemarin Kamis, Zehar mengapresiasi aksi Intifadhah Palestina (Intifadhah
Al-Quds) dalam peringatan setahun meletusnya saat ini.
Elit Hamas ini menegaskan
kembali, pihaknya tidak akan melepaskan satu jengkal tanahpun dari tanah
Palestina. Intifadhah Al-Aqsha yang meletus tahun 2000 adalah simpanan peradaban bangsa Palestina dan energi yang
tidak akan habis.
Ia melanjutkan, “Intifadhah Al-Aqsha meletus karena menolak Sharon masuk
meski selangkah ke masjid Al-Aqsha. Di sana ada para pejuang yang mampu
mengguncang singgasana negara zionis penjahat dengan batu dan pisau.”
Bangsa Palestina memperingati 17 tahun Intifadhah Al-Aqsha yang meletus
ketika PM Sharon masuk ke halaman Al-Aqsha. Intifadhah ini membuktikan, batu
mampu mematahkan negara yang dianggap paling kuat di kawasan Arab.
Hamas tetap menolak perundingan dan bertekad akan membebaskan Palestina
dari sungai hingga laut.
Zehar mengkritik sebagian pimpinan Palestina yang menghadiri prosesi
pemakaman jenazah mantan Presiden Israel Simon Peres yang tangannya berlumur
darah bangsa Palestina. Tindakan itu dinilai mencederai perasaan bangsa
Palestina dan Arab yang masih menderita karena kejahatan Peres. (at/pip)
Tanggal publikasi : Jum'at 30/September/2016 3:00:44 malam
Sumber : Pusat Informasi Palestina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hargai tulisan ini dengan meninggalkan jejak... ^_^