Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya.
KITA seringkali resah dengan harta yang sedikit. Bahkan seringkali kita mengeluh dan menuduh Allah tak adil atas rezeki yang kita terima. Padahal Allah anugrahi kita kesehatan setiap waktunya. Allah masih memberikan kesempatan pada jantung kita untuk tetap berdetak, tanpa harus bayar sepeser pun.
KITA seringkali resah dengan harta yang sedikit. Bahkan seringkali kita mengeluh dan menuduh Allah tak adil atas rezeki yang kita terima. Padahal Allah anugrahi kita kesehatan setiap waktunya. Allah masih memberikan kesempatan pada jantung kita untuk tetap berdetak, tanpa harus bayar sepeser pun.
Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan, “Adapun manusia ketika ia diuji oleh Rabbnya dengan diberi nikmat dan kekayaan, yaitu dimuliakan dengan harta dan kemuliaan serta diberi nikmat yang melimpah, ia pun katakan, “Allah benar-benar telah memuliakanku.” Ia pun bergembira dan senang, lantas ia katakan, “Rabbku telah memuliakanku dengan karunia ini,” (Tafsir Ath-Thabari, 30: 228).
Dikutip dari Rumaysho.com, kemudian Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan, “Adapun manusia jika ia ditimpa musibah oleh Rabbnya dengan disempitkan rezeki, yaitu rezekinya tidak begitu banyak, maka ia pun katakan bahwa Rabbnya telah menghinakan atau merendahkannya. Sehingga ia pun tidak bersyukur atas karunia yang Allah berikan berupa keselamatan anggota badan dan rezeki berupa nikmat sehat pada jasadnya,” (Tafsir Ath-Thabari, 30: 228).
Dari Mu’adz bin ‘Abdullah bin Khubaib, dari bapaknya, dari pamannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat,” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad, 5: 372. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).[](sumber : "islampos")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hargai tulisan ini dengan meninggalkan jejak... ^_^